Sabtu, 24 April 2010

Mahasiswa BSI: Dilema Linguistik, Sastra dan Translasi




Bagi mahasiswa BSI, memilih konsentrasi penjurusan adalah hal wajib. Mahasiswa Semester IV adalah mereka yang sedang bersiap menuju proses itu. Penjurusan akan mengerucutkan perhatian formal mahasiswa pada bidang tertentu saja, sehingga diharapkan mereka akan menjadi mahasiswa yang benar-benar competent di bidang tersebut, mempunyai expertise di bidang terkait dan menjadi expertnya. Saat-saat penjurusan mestinya adalah saat-saat yang menggembirakan, saat-saat dimana kita bisa masuk ke dalam lingkup yang kita sendiri yang menentukan. Kalau sebelumnya di semester 1-4 kita mendapatkan materi yang general, dimana sebagian mahasiswa tidak menyukai mata kuliah tertentu and as its consequence they may get bad result, maka saat penjurusan adalah saat kita memilih mata kuliah sesuai dengan apa yang kita inginkan. Nilai yang bagus mestinya sudah ada di tangan karena kita memilih mata kuliah sesuai keinginan masing-masing.

Memilih jurusan itu ibarat memilih makanan saat kita masuk KFC / Hoka Hoka Bento / Pizza Hut / Hanamasa dan sebagainya. Mudah, tak ada yang susah, dan mestinya memang demikian. Jangan pernah ragu akan kemampuan diri sendiri dan jangan bingung, apalagi meremehkan tingkat kecerdasan diri pribadi. Semua itu negatif dan justru akan menambah rumit masalah yang sebenarnya sederhana ini. Ibaratkan saja memilih jurusan itu seperti memilih makanan, sebagaimana ilustrasi diatas. Ibarat yang lain, memilih jurusan itu as simple as memilih beberapa lagu diantara ratusan lagu yang akan anda putar di handphone/laptop anda. Anda juga bisa mengibaratkannya dengan memilih salah satu channel TV yang akan anda tonton dan sekarang andalah orang yang memegang remote control. Mudah dan sederhana, bukan? Yang sebenarnya memang demikian. Penulis tidak sedang menggampangkan masalah, have no intention to make a sheer simplification. Apa yang sedang penulis lakukan adalah menset fikiran anda bahwa urusan yang demikian itu solveable. Ketika anda berfikiran bahwa masalah penjurusan adalah masalah yang susah, rumit dan extra-complicated, maka anda akan mendapatkan kesusahan sendiri. Anda sebenarnya sedang memberikan sugesti ke alam bawah sadar anda bahwa penjurusan memang susah, dan anda akan selalu berfikiran demikian karena hal itu sudah tertancap dalam mind anda. Ubah cara pandang yang salah ini. Memilih jurusan itu mudah, sederhana dan menyenangkan. Hal tersebut harus menjadi default setting fikiran anda, sehingga ketika saat penjurusan tiba, anda menyikapinya dengan cara yang wajar and you can exclaim “hey, this is fun”.

Yang Terbaik

Penulis yakin, sebagian dari anda bertanya, atau justru malah sudah mempunyai klaim, jurusan mana yang paling baik. Kalau masalah klaim, itu terserah masing-masing, itu hal yang sangat subyektif dan penulis tak punya niat, apalagi kepentingan untuk menggugat. Penulis punya cara pandang tersendiri menyikapi hal ini. Jurusan yang paling baik tidak ditentukan oleh jumlah mahasiswanya. Fakta yang ada, jumlah mahasiswa yang masuk jurusan tertentu tidaklah stabil, tetapi selalu berubah tiap tahun. Angkatan sastra dulu jumlah mahasiswanya sangat banyak, namun jurusan Linguistik tahun ini melampaui angka nominalnya. IPK mahasiswa jurusan tertentu juga tidak menentukan mana yang terbaik. IPK hanya menentukan kadar kualitas individu, bukan jurusannya. Ketertarikan pasar/Ketersediaan lapangan kerja di masyarakat juga tak menentukan mana jurusan yang terbaik.

Bagi penulis, semua jurusan itu sama, sama-sama baik, bahkan sama-sama yang terbaik. Menyatakan bahwa jurusan linguistik adalah yang terbaik sangatlah tidak tepat. Mengklaim bahwa jurusan sastra adalah jurusan paling intelek juga menyesatkan. Begitupun anggapan terbaik ke jurusan translasi. Hal-hal yang demikian jelas kurang bermanfaat. Yang cukup konyol adalah memberikan stigma ke jurusan tertentu, bahwa misalnya anak translasi adalah mahasiswa pemalas, mahasiswa linguistik adalah freak karena hanya belajar teori dan rumus, dan bahwa mahasiswa sastra adalah mahasiswa yang suka melamun. Hal-hal tersebut jelas kurang berfaidah. Semua jurusan membutuhkan keahlian khusus, mensyaratkan skill yang berbeda satu sama lain. Semuanya sama-sama membutuhkan skill terbaik dan harus dipelajari secara serius. Yang justru perlu ditentukan mana yang terbaik bukanlah jurusan itu sendiri, tapi menentukan jurusan sesuai dengan skill yang dimiliki seorang mahasiswa. Terbaikkah, berdasarkan ukuran anda, anda masuk jurusan sastra? Terbaikkah pilihan saya masuk linguistik? Apakah saya telah melakukan yang terbaik dengan masuk jurusan translasi?

It’s your time to choose

Bagi anda yang suka cerita, bahkan sampai detailnya, baik lewat teks tertulis maupun film, anda memiliki kecenderungan untuk masuk jurusan sastra. Anda punya modal dasar untuk masuk jurusan tersebut. Bagi yang suka menambah kosakata bahasa Inggris baik harian ataupun mingguan, yang suka merasakan bahwa ada perbedaan ketika membaca teks bahasa inggris dengan teks terjemahannya, dan anda merasa tak nyaman dengan perbedaan itu ada baiknya anda masuk jurusan translasi. Anda mempunyai intuisi yang baik dalam hal penilaian karya dan tentunya anda mempunyai rasa bahasa yang lumayan bagus. Bagi yang suka grammar, yang suka check kamus untuk mencari bagaimana cara mengucapkan kata tertentu, yang suka teori, maka anda sebaiknya masuk jurusan linguistik. Anda sudah punya skill dasar untuk memahami morphology, syntax, phonology dan linguistics schools.

Ada baiknya juga anda membuka teks linguistik, sastra dan translasi secara bersamaan. Teks yang paling mudah dan yang paling sederhana bisa dijadikan sampel untuk merepresentasikan ketiganya. Sebutlah buku Pesona Bahasa dan novel Harry Potter. Yang pertama sebagai representasi linguistik, dan yang kedua sebagai representasi sastra dan translasi. Anda tak perlu membaca semua halaman buku tersebut. Cukup misalnya ambil bab pertamanya saja. Jika anda merasa nyaman membaca buku pesona bahasa, cukup memahami dan mengerti maksudnya, maka anda punya ketertarikan dalam linguistik. Tapi jika anda merasa pusing dan merasa tak paham, shut your book’s pages, dan ganti baca novel Harry Potter. Selesai membaca bagian pertama dan anda merasa tertarik untuk melanjutkan ke bagian selanjutnya, itu berarti anda telah masuk perangkap dunia sastra, alias anda pas disitu. Namun, kalau anda justru tertarik dengan gaya bahasa yang dipakai, diksi (pemilihan kosakatanya), ingin lebih tahu arti kata-kata yang tak dimengerti dan segera membuka kamus, anda bisa memilih untuk masuk jurusan translasi.

Kalau anda bisa dan suka semuanya, anda tetap harus menentukan pilihan formal. Ambil saja jurusan yang kelemahan anda di bidang ilmu yang dipelajari paling sedikit. Dua bidang yang anda sisihkan, bisa anda pelajari di luar kelas. Hal itu sangat mungkin. Bergabung saja dengan LINGUISTICS AND LITERATURE CLUB. Penulis adalah salah satu yang aktif di forum tersebut. Anda bisa belajar sastra, belajar linguistik dan praktek penerjemahan bersama-sama. Kalau anda masih bingung juga untuk memilih jurusan, anda juga bisa bertanya, hadiri saja forum ini, setiap jumat jam 3 di taman PU. Adapun jadwal lain segera menyusul. Kalau anda suka menulis, atau ingin menulis di media massa nasional, silahkan gabung di forum ini. Rencananya tiap sebulan sekali, akan diadakan pentas drama dan musikalisasi puisi di theater adab di forum Linguistics Club bersama para dosen.

6 komentar:

  1. Aslm, saya mahasiswi bahasa dan sastra inggris. kebetulan, memang lagi bingung harus memilih sastra atau linguistik? saya dari bandung, boleh saya tahu bagaimana untuk bisa bergabung di forum linguistics and literature club?.

    BalasHapus
  2. Sma q jga lgi ngrasain ap yg kmu rasakn.

    BalasHapus
  3. mantap banget ulasannya. mayan juga buat bahan jawaban orang yang lagi nanyain beda konsentrasi linguistik dan sastra di blog ane (www.pencaricerah.com)

    BalasHapus
  4. Gue hobi bgt baca cerita/novel, gue pengen bisa menguasai grammar dengan baik serta fasih berbahasa inggris, gue berencana untuk tinggal di Amrik suatu saat nanti.

    Klo gue kuliah sastra inggris, sebaiknya gue ngambil prodi sastra atau linguistic??

    BalasHapus
  5. Aku pun mengalami dilema yang sama kak, aku mahasiswa sastra ingris. Aku ingin mengambil linguitsik tapi lemah di grammar. sarannya tetap ambil linguistik atau gak ya ??

    BalasHapus
  6. Assalamualaikum saya niko salah satu mahasiswa jurusan sastra inggris mau minta sarannya kak..
    Saya saat ini sudah semester 5 tapi saya masih bingung mau pilih linguistick atau literature soalnya di kampus saya penjurusannya itu di semester 7 malahan.. Saya pun gk tau mata kuliah mana yang masuk ke linguistick dan yg ke literature trus satu lagi kak.. Saya suka film(mood) juga sih.. Tpi saya gk pernah baca novel.. Kalau di mata kuliah phonology saya juga gk paham.. Soalnya dosen saya cuma nyoluruh baca" slide ppt nya saja.. Mohon bantuannya kak 😅

    BalasHapus